My photo
So lost deep inside, Is all that makes me. My true identity, Is hard to see. To my friends and family, I’m a different me. I have a secret identity, Wonder if you’ll ever see. My thoughts and actions, Are all that makes me, But some things I may do, May not describe me. Now look inside me, If you ever feel, like it, I’m no-one but me, Never hiding my identity. Don’t say I am hypocrisy, Because I never showed you, two of me. Now please, Look at me, Try to see the real me. I’m no-one but, my real identity.

Thursday, July 28, 2011

am I is back..

hurm...

Dulu aku pernah kecapi nikmat bahagia bila ada seorang insan yg menyayangi aku seadanya dan sentiasa ada kat sisi bila aku kecewa dan merana akibat bahana kekucar kaciran dalam konflik keluarga yang aku alami sejak aku mula mengenali erti kehidupan di dunia ni. Tiada sebarang hipokrasi atau drama, itulah diri aku suatu ketika dahulu. Seorang yg amat menyayangi beliau, sanggup bergolok gadai masa untuk meraih kasih sayang. Aku belajar mendiklamasikan semua yang dia ingini aku lakukan. Kering air tangan beri santapan padanya. Yer, dulu aku rajin sangat buat untuk beliau macam2. Asal ada jer idea and mood nak ke dapur, pasti akan aku postkan seperiuk belanga pada beliau. Bila ada jer pasangan lain buat, aku pasti akan buat juga pada beliau walaupun sepatotnya beliau yg memainkan peranan. Boleh juga aku katakan, saat untuk kami berpisah biarlah tidak akan wujud walau selangkah sedepa jarak memisah. Tapi semua tu hilang secara tiba tiba. Semua saat saat indah itu di ragut dari aku amat kejam. Sampai aku rasa kehidupan ni tak bererti kerana beliau mampu berbahagia tanpa aku. Kiranya segala yang dia taburi dulu hanya angan angan cinta anak anjing.

Dan kini aku kembali lagi, setelah sekian lama aku bertapakan diri serta menyisihkan peradaban dari suku kaum dan etnik yang dulunya amat aku aktif. Cuma kali ini aku kembali dengan lebih matang, barangkali. Aku meneruskan dengan mengukir kisah cerita baru. Dengan harapan, barang yang lepas biarlah ia berlalu pergi mengikut deruan angin bayu selatan. Mungkin zahirnya aku masih sama, sesengal dan sesewel dulu, tapi akan aku berdaya untuk menyesuaikan suasana baru ini. Moga ENGKAU merahmati dan mengampunkan dosa-dosa aku yg kelmarin, ya ALLAH..

Monday, July 25, 2011

Peristiwa gedix!

'B...ajar laaa...yang x tahu...'
Si mr.Bf dia pun tersenyum je sambil tatap wjh mis.Gf...padahal dlm hati mr.Bf tu, 'Aku nk ajar mcm mna, aku sendiri spm kantoi'..

'B dah mkan?'
'Belom...td x sempat nak mkn sbb nk jmp yang...'
'Ala...ciannye...'
Padahal mr.Bf nak pow laksa mis.Gf sbb dari awal td tak berusik kat dpn dia...

'B...yang xreti masak...nnt yang kena maraaah...'
'xpela yang... B tetap syg yang...'
Padahal mcm la mr.Bf tu ye2 je nak wat mis.Gf tu bini dia kan...caya la...pling lama 2thn je hbgn korg tuh...tak sempat spm kompom kome dah bertukar partner 5-6kali...

Adoi...aku lak yg meluat tgk gelagat bdk2 nih...gedik tahap gaban...muke mr.Bf leh thn la dlm ctegori adik2 yg cntrol macho kan...yg mis.Gf pon leh thn cmel gak la cume gedix giler...tp yg plik kwn2 mis.Gf ni xmenyampah ke dgn minah ni...da la ckp dgn kwn2 kasar gile...bla tgk muke mr.Bf dia pon mcm pasrah jer...hahaha...
1 lagi...laksa dia ni bla nk mkn? Kang aku telan jgk nnt...
Published with Blogger-droid v1.7.4

Sunday, July 24, 2011

cinta hakiki or hakikat?

Meraih cinta yang hakiki tidaklah mudah, begitu banyak berbagai peristiwa yang menguras derai air mata, perih dan terluka agar mengerti bahwa sesungguh cinta yang hakiki hanyalah cinta kita kepada Allah. Itulah yang terjadi pada sosok perempuan yang ingin meraih cinta yang hakiki, ia selalu tersenyum namun rapuh. Sekian tahun lalu dirinya berpisah dengan suaminya, tidak pernah dia membayangkan pernikahan itu hancur begitu saja tanpa disadari. Suami terpikat dengan perempuan lain. Disaat dirinya tersadar, semua terlambat, palu telah diketuk dan dia menjalani hari-harinya dengan luka perih dihati, hanya putri yang masih kecil ikut bersamanya. Harta, rumah, deposito bahkan mobil dibawa oleh sang suami. Derita itu seolah tak ujung, dengan bercucuran air mata dalam kesendirian harus menjaga putrinya yang tengah terbaring lemah di rumah sakit dan ketika putrinya bertanya, 'Ma, ayah mana? Kok nggak nengok putri?' Kata-kata yang keluar dari bibir mungil tak mampu dijawabnya, hanya isak tangis yang terdengar. Setelah sepekan menunggu di Rumah Sakit, dirinya menyaksikan bagaimana putri yang dicintainya menghembuskan napas terakhir. Didekap dalam pelukan. Tak kuasa untuk bisa menahan derita bagaimana harus menjalani hidup.

Sejak itu, dia selalu mengurung diri dalam kamar. Tak peduli siang, malam. Hari terus berlalu, yang ada hanyalah mengusap air mata dalam kesendirian, diam membisu dalam doa. 'Ya Allah, dimanakah Engkau? Kenapa Engkau timpakan ini semua kepadaku?' Dua bulan berlalu begitu cepat, wajahnya terlihat lebih kurus, tanpa makan dan hanya sedikit minum. Mukena yang dipakainya sudah terlihat usang. Bibirnya mengering sudah tidak lagi teringat berapa kali istighfar diucapkan. Memohon ampun kepada Allah. Ditengah kondisi tubuhnya melemah, seorang ibu datang menyuapi dirinya dengan bubur ayam. Kata-katanya begitu menguatkan hati, tidak mampu berkata apa-apa, hanya terisak tangis pilu. Pada saat itulah dirinya belajar untuk menerima realitas hidup. Kedatangan dirinya bersama sahabatnya ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh dengan berharap Allah menyembuhkan luka dihatinya.

Dirasakan di dalam hatinya terasa ada kehangatan yang mengalir, memberikan kesejukan dan ketenteraman. Dia tahu, bahwa dirinya tidak sendiri, banyak perempuan yang mengalami seperti dirinya. Dia merasakan luka itu perlahan-lahan sembuh. Berulang kali mengucapkan syukur alhamdulillah, seolah dia mengerti bahwa cinta yang hakiki adalah cintanya kepada Allah, cinta dank asih sayang Allah kepada dirinya begitu melimpah. Hidupnya menjadi terasa manis dan mampu membuatnya tersenyum, kepahitan tidak lagi mampu membuat hatinya terluka. Dirinya tidak lagi terjebak pada masa lalu dan tidak menyesali apa yang telah terjadi. Wajahnya berbinar penuh senyuman. Kebahagiaan itu hadir di Rumah Amalia, dalam hatinya penuh kelimpahan cinta dan kasih sayang Allah.

Saturday, July 2, 2011

Lamaran Itu Akhirnya Datang Juga

Siang itu ada seorang gadis yang terlihat datang di Rumah Amalia. Menurut penuturannya diusianya tiga puluh tahun, setiap kali dirinya ta'aruf dengan seorang laki-laki selalu saja berakhir dengan kekecewaan. Sudah tidak tahu berapa kali hatinya terluka perih karena kegagalannya dalam berta'aruf. Apa lagi sejak ibu seringkali bertanya kapan dirinya hendak menikah maka setiap kali pertanyaan ibunda tercinta terlontar, rasanya hatinya bagai teriris-iris perih. Sementara di dalam bidang karier dan pendidikan semua bisa diraih dengan mudah, kariernya melejit dengan pesat. Bahkan kebutuhan sehari-hari dirinya dan ibunya mampu dipenuhi dari gaji yang diterimanya.

Pada siang itu kedatangannya di Rumah Amalia untuk bershodaqoh dan syukuran dengan makan siang bersama anak-anak Amalia. 'Kebetulan sudah lama saya ingin berbagi kebahagiaan untuk anak-anak Amalia. Semoga saya mendapatkan keridhaan Allah.' Tuturnya. Air matanya mengalir tanpa terasa. Doa dan harapan dirinya ingin membahagiakan ibunya segera terwujud. Hanya kepada Allahlah dirinya bersandar memohon pertolongan. Pagi itu anak-anak Amalia bersama-sama melantunkan ayat-ayat suci al-Quran, suara itu terdengar menyentuh qalbu.

Subhanallah, Allah menunjukkan kebesaranNya, sebulan kemudian datang lamaran. Lamaran itu terbilang sederhana. Bersama keluarga besarnya calon suaminya sekaligus menetapkan hari tanggal dan bulan pernikahan. Beberapa saat Undangan pernikahan telah dicetak. Kehadirannya ke Rumah Amalia memberikan undangan pernikahannya. 'Alhamdulillah Mas Agus, Allah mengabulkan doa saya. Lamaran itu datang juga. ' Tuturnya dengan wajah yang sumringah. Terasa kebahagiaan menyelimuti dirinya. Allah telah memberikan jodoh untuknya. Jodoh adalah sebuah misteri, manusia hanya berupaya dan berikhtiar namun sepenuhnya jodoh seseorang tetaplah keputusannya atas kehendak Allah.

'Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum berpikir. (QS. ar-Ruum : 21).